glondong wanadiwirya

Sekolahku dahulu yang sekarang sudah menjadi smp n 4 gombong

Unik dan banyak sesuatu yang harus kita ketahui, lalu apa sebenarnya nama "Kretek" itu sendiri ada dan siapa yang memberi nama tersebut? mari kita simak bersama beberapa analisa, kajian dan teori tentang persepsi akan nama Kretek"  Baik, akan saya awali dari teori tentang adanya Punden berundak Mas Sigit di Kretek, berdasar keterangan dari Bali Arkeologi Yogyakarta, bahwa punden yang di kretek diperkirakan di bangun sekitar tahun  16 M, di situ diperkirakan menjadi pertemuan berbagai kalangan masyarakat pada zaman tersebut, ada dari wilayah barat, timur, selatan dan utara, semua berkumpul untuk saling berbagi informasi dll, yang salah satunya, karena menjadi tempat pertemuan dari berbagai kalangan, maka tak bisa di elakan adanya perkawinan dari kelompok kelompok tersebut. Sesepuh atau Tokoh pada zaman tersebut memberi arahan akan tempat tersebut menjadi nama Kretek, yang artinya Jembatan, maksudnya menjembatani dari berbagai kalangan, kelompok, suku, ras untuk be...

Dukuh sawangan, atau sering juga disebut Jungklang. yang menjadi pertanyaan, mengapa diberi nama Jungklang, yang mana kata jungklang bisa di artikan terbalik. mengapa kok jadi seperti itu nama tempat dengan arti yang demikian? baik sedikit akan saya jelaskan mengapa sawangan yang notabene sekarang adalah wilayah perdukuhan di RW 0 1/0 1 Desa Kretek, baik mari kita simak bersama, konon menurut eyang saya, di sawangan dahulu kala ada perahu terbalik, maka tempat tersebut diberi nama Jungklang. Nah kita jadi pusingkan... la kok wialyah Kretek yang terdiri dari sebagian besar dataran tinggi, dan menurut perkiraan kaetinggian dari permukaan laut adalah  2 0 M, ini dataran yang terendah di wilayah Desa Kretek, adapun yang tertinggi sekitar  200 M. Jadi sangat mustahil bila ada perahu di atas bukit, tapi saya belum puas dengan penjelasan tersebut, maka saya beserta rekan Tim Tujuh Belas/penelsur sejarah dan legenda, mencoba menguak apa sebenarnya yang disampaikan eyang saya itu ben...

Pertama saya melihat sekitar tahun 1989, waktu itu saya masih SMP. saya dan beberapa teman berencana untuk mencari ikan di sungai, kami bermaksud menuju wilayah kedung duren yang waktu itu menurut info yang saya dapat banyak ikan ceba (tawes sungai), kami berempat berjalan kaki dari rumah kami (Dukuh sawangan) melewati pekarangan yang banyak ditumbuhi pohon kayu keras, seperti angsana/Sonokeling, dll. saya menengok ke kiri, terlihat beberapa batu seperti kaya patok makam yang di tata, kemudian di sebelah baratnya saya melihat gundukan bebatuan sungai yang terlihat sudah lapuk, mungkin termakan usia. Kemudian saya berhenti, sambil memperhatikan tumpukan bebatuan tersebut yang tersusun rapi, berbentuk persegi, kalau saya perkirakan ukurannya sekitar 9 m persegi, itu tatanan batuan yang paling atas, karena masih ada susunan trap di bawahnya yang lebih lebar , ya sekitar 9,5 m persegi, dan masih ada lagi di bawahnya, saya berpikir...apakah ini bekas rumah orang dulu. Tetapi di bagian ten...